“Jadi, untuk menghadapi tantangan-tantangan ini yang kami rasakan, yaitu persiapkan diri dan berani untuk melakukannya, yang perlu dilatih dari (hal) yang kecil, makin besar dan besar lagi. Itu dua hal yang penting,” kata Angela Tanoe.
Baca juga: Wamenparekraf beri motivasi kaum perempuan untuk kembangkan diri
Angela Tanoe mencontohkan setelah bergabung dengan pemerintahan pada usia yang cukup muda, 32 tahun, dunia menghadapi pandemi COVID-19. Semua pemimpin, apakah dari sektor industri, pendidikan dan swasta, merasakan dampak pandemi.
Situasi yang sulit, dalam manajemen risiko, disebut sebagai volatility (ketidakjelasan), uncertainty (ketidakpastian), complexity (kompleksitas) dan ambiguity (ambiguitas). Seorang pemimpin, kata Angela Tanoe, perlu mempersiapkan diri secara konsisten, ada atau tidak ada tantangan.